Yogyakarta, 2 September 2025 – Biro Transformasi Digital (BTD) Universitas Gadjah Mada kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan ekosistem digital kampus dengan menyelenggarakan forum Join Innovation Development. Acara ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk berbagi pengalaman, capaian, serta arah pengembangan inovasi digital di UGM.



Dalam sambutannya, Dr. Mardhani Riasetiawan, M.T., selaku Kepala BTD UGM, menekankan pentingnya kolaborasi lintas unit untuk menghadapi tantangan era digital. “Transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita menyatukan potensi akademik, data, dan inovasi untuk membangun universitas riset kelas dunia. Melalui forum ini, kita ingin menegaskan bahwa UGM tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga proaktif menciptakan solusi,” ungkapnya.
Transformasi Konten menuju Content Management System (CMS)
Materi pertama disampaikan oleh Wisaksono Adhi, S.PT, M.I.Kom. yang mengangkat praktik Inahealth sebagai studi kasus transformasi konten di ranah kesehatan. Ia menguraikan bagaimana tim Inahealth merancang siklus produksi konten mulai dari riset kebutuhan audiens, pemilihan tema, produksi video, hingga distribusi multi-platform.
Wisaksono menekankan bahwa kredibilitas konten kesehatan adalah isu penting di tengah maraknya hoaks. Dengan dukungan ahli kesehatan, institusi kredibel, serta gaya bahasa yang sederhana, Inahealth mampu menjangkau audiens luas. Strategi pengemasan yang menarik serta optimalisasi SEO memperkuat daya jangkau konten di YouTube, Instagram, dan TikTok.
“Pengelolaan konten bukan sekadar publikasi, melainkan membangun kepercayaan publik. Transformasi menuju CMS akan memungkinkan UGM mengelola pengetahuan akademik secara lebih sistematis, sehingga hasil riset dan inovasi tidak hanya tersimpan, tetapi juga tersebar dan berdampak,” ujar Wisaksono.



Pengelolaan Data Strategis Berbasis AI
Materi kedua, yang dibawakan oleh Agung Nashri Hanif, A.Md., S.Kom., berfokus pada pentingnya pengelolaan data strategis UGM. Ia menjelaskan bahwa data akademik, penelitian, keuangan, hingga aset dan SDM merupakan fondasi pengambilan keputusan berbasis bukti.
Dengan volume data yang masif, Agung menekankan perlunya adopsi teknologi AI, khususnya Generative AI melalui metode fine-tuning dan retrieval-augmented generation (RAG). Teknologi ini mampu mengekstraksi wawasan dari data teks, gambar, suara, maupun video. Contoh implementasi adalah pengembangan UGM Search yang terintegrasi dengan data internal universitas untuk menghasilkan pencarian yang lebih akurat, serta prototipe Plagiarism Checker yang mampu meningkatkan validitas akademik.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa adopsi AI harus selalu disertai etika dan tata kelola. “Kita harus memastikan transparansi, privasi, dan akuntabilitas. AI bukan sekadar alat analisis, melainkan mitra strategis yang harus dikelola dengan bijak,” tegas Agung.
Sertifikasi Internasional sebagai Strategi Daya Saing
Materi ketiga dipaparkan oleh Dedi Eko Yunanto Priadi, S.T., yang menyoroti praktik baik transformasi digital layanan sertifikasi. Melalui kolaborasi dengan Microsoft dalam program ElevAIte, UGM berhasil menjadi platinum partner yang menyiapkan ribuan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan memperoleh sertifikasi AI internasional.
Program ini tidak hanya melibatkan pelatihan, matrikulasi, dan ujian sertifikasi, tetapi juga kompetisi seperti hackathon yang berhasil menarik ratusan tim peserta dari berbagai universitas. Dengan dukungan 2.000 voucher sertifikasi senilai USD 99, ElevAIte mendorong lahirnya talenta AI baru dari UGM.
Dedi menegaskan bahwa UGM sedang menyiapkan Training & Test Center resmi, sehingga sivitas akademika maupun publik dapat mengakses berbagai sertifikasi internasional (Microsoft, Adobe, Autodesk, Unity, dsb.). “Dengan pusat sertifikasi, UGM tidak hanya meningkatkan daya saing global, tetapi juga menciptakan ekosistem pembelajaran seumur hidup yang selaras dengan visi Intelligence University,” ujarnya.
Peningkatan Artikel SDGs untuk Reputasi Global
Materi keempat oleh Ir. Sentagi Sesotya Utami, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU. menyoroti strategi peningkatan artikel terkait Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai bagian dari reputasi global UGM. Saat ini, UGM menduduki peringkat 82 dunia dalam THE Impact Rankings 2025 dari 2.318 universitas.
Sentagi menjelaskan bahwa publikasi berita SDGs berperan penting dalam meningkatkan skor pemeringkatan global. UGM melalui SDGs Center telah berkomitmen sejak 2019 untuk mengintegrasikan SDGs ke dalam Tri Dharma, mulai dari kurikulum, penelitian, hingga KKN. Peningkatan kualitas dan kuantitas artikel, penggunaan kata kunci yang konsisten, serta koordinasi dengan tim humas fakultas menjadi strategi utama.
“SDGs bukan hanya tentang peringkat, tetapi tentang kontribusi nyata universitas terhadap pembangunan berkelanjutan. Dengan komunikasi yang tepat, setiap kegiatan akademik UGM dapat dikaitkan dengan agenda global,” ungkapnya.
Pemanfaatan Open Data Engine untuk Analisis Big Data
Materi terakhir disampaikan oleh Widyawan, S.T., M.Sc., Ph.D., yang memperkenalkan PustakaData sebagai platform berbagi akses dan analisis big media data secara terbuka
. Platform ini menghimpun lebih dari 26 ribu artikel berita per hari dari 3.000 kantor berita, serta data dari media sosial.
Dengan memanfaatkan natural language processing seperti analisis sentimen, emosi, dan named entity recognition (NER), PustakaData memungkinkan peneliti dan mahasiswa untuk mengekstraksi opini publik, memetakan tren, hingga mengukur efektivitas kampanye. Teknologi machine learning seperti Naïve Bayes, SVM, hingga BERT digunakan untuk menghasilkan analisis yang akurat.
Widyawan menekankan bahwa keterbukaan data adalah kunci kolaborasi riset. “PustakaData membantu mahasiswa, akademisi, dan masyarakat untuk lebih fokus pada analisis dan narasi. Dengan data terbuka, kita bisa menciptakan riset interdisipliner yang lebih relevan dengan kebutuhan bangsa,” tuturnya.
Forum Join Innovation Development memperlihatkan bahwa transformasi digital UGM bukan sekadar slogan, tetapi nyata dalam aksi. Dari transformasi konten, pengelolaan data strategis berbasis AI, sertifikasi internasional, peningkatan artikel SDGs, hingga pemanfaatan open data engine, semuanya berkontribusi memperkuat reputasi UGM. Dr. Mardhani dalam penutupannya menegaskan kembali bahwa inovasi tidak boleh berhenti pada konsep. “UGM harus menjadi pionir dalam digitalisasi pendidikan tinggi di Indonesia. Melalui BTD dan kolaborasi lintas unit, kita akan terus menghadirkan inovasi yang berdampak bagi sivitas akademika, bangsa, dan dunia,” pungkasnya.